Rabu, 14 Desember 2016

Tugas Article Project Pengantar Ilmu Bahasa



PENGANTAR ILMU BAHASA
PROJECT
 “KATA TABU”
DOSEN PENGAMPU : Dr. Wisman Hadi, M.Hum


Kelompok 1
1.     Tania Angreini
2.     Dinda Asyifa
3.     Diana L Sigalingging
4.     Vivi Sulastri
5.     Yola Ayuningtyas
6.     Masdalifah Hanum
Kelas : Reguler B

FAKULTAS BAHASA DAN SENI
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016



KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kessehatan sehingga  dapat menyelesaikan Project yang berjudul “kata tabu, makian, dan kekerasan verbal  ini tepat pada waktunya. Makalah  ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk melengkapi tugas mata kuliah Pengantar Imu Bahasa di Universitas Negeri Medan.
Dengan demikian, diharapkan dapat memberi hasil seperti harapan semua pihak. Terlepas dari semuanya itu, penuis sadar bahwa makalah ini masih memiliki banyak keterbatasan dan kelemahan. Oleh karena itu, saran dan kritik membangun senantiasa diharapkan demi penyempurnaan makalah ini lebih lanjut.





                                                                                  Medan, Desember 2016
                                                                       


            Kelompok 1









DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................      i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
1. Pendahuluan .................................................................................... 2
2. Kajian Teoritis ................................................................................. 2
3. Metode ............................................................................................ 4
4. Hasil Penelitian ............................................................................... 5
5. Kesimpulan ..................................................................................... 6
6. Saran ................................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 6
















PENGGUNAAN KATA TABU

Dinda Delfi Asyifa, Diana L. Singgalinging, Yola Ayuningtias, Tania Angreini, Vivi Sulastri, Masdalifah Hanum
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Reguler B Dik 2016
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh salah satu fenomena penggunaan bahasa yang menarik dalam masyarakat saat ini yakni berkaitan dengan maraknya penggunaan kata-kata atau frase yang termasuk dalam tabu bahasa. Kata-kata yang dahulunya hanya didengarkan di ruangan pribadi, saat ini sudah menjadi biasa ketika didengarkan dan dituturkan di tempat-tempat umum bahkan dalam tayangan televisi. Untuk itu tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja kata-kata tabuh, makian dan kekerasan verbal yang dipakai masyarakat serta dampak dari kata-kata tabuh, makian dan kekerasan verbal. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut (1) Apa saja kata-kata tabuh,makian dan kekerasan verbal  yang dipakai masayarakat? (2) Damapak dari kata-kata tabuh, makian dan kekerasan verbal?.  Metode penelitian ini adalah melalui deskriptif, bentuk  penelitian  adalah  studi  kasus.  Subjek  penelitian ini adalah masyarakat dan mahasiswa yang menggunakan bahasa makian, kata tabuh, dan kekerasan verbal, teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, teknik komunikasi langsung, teknik dokumentasi dan alat pengumpulan data adalah observasi, dan angket. Hasil penelitian, yaitu  Perasaan ketika mendapatkan perlakuan kekerasan kata-kata (verbal abuse),makian dan kata kata tabu adalah rasa sedih, dendam, sakit hati, marah dan ingin melawan pada orang yang melakukannya. Berbagai macam respon remaja ketika mendapatkan kekerasan katakata (verbal abuse), makian dan kata kata tabu adalah tidak menghiraukan orang yang melakukan kekerasan kata-kata, pengen bantah pada orang yang melakukan kekerasan kata-kata (verbal abuse). Hal ini dikarenakan adanya perasaan ingin melawan.  

Kata Kunci : Kata tabu





PENDAHULUAN
Salah satu fenomena penggunaan bahasa yang menarik dalam masyarakat saat ini yakni berkaitan dengan maraknya penggunaan kata-kata atau frase yang termasuk dalam tabu bahasa. Kata-kata yang dahulunya hanya didengarkan di ruangan pribadi, saat ini sudah menjadi biasa ketika didengarkan dan dituturkan di tempat-tempat umum bahkan dalam tayangan televisi. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak ditemukan atau dihadapi penggunaan bahasa Indonesia yang tidak baik, baik susunan atau struktur kata ataupun pemilihan kata, bahkan ada juga yang menggunakan bahasa tabuh, bahasa makian, dan bahasa kekerasan verbal tanpa ada rasa bersalah dan seperti sudah biasa dan lumrah untuk dilakukan. Larangan menurut Kridalaksana (2008: 140) adalah ”makna ujaran yang bersifat melarang; diungkapkan dengan pelbagai bentuk, antara lain dengan bentuk imperatif negatif jangan atau dengan frase ingkar tidak dibenarkan”. Makian merupakan salah satu bentuk pemakaian bahasa yang digunakan masyarakat untuk mengungkapkan kemarahan. Ungkapan makian adalah ungkapan untuk mengekspresikan pikiran, perasaan dan emosi dalam bentuk kata-kata kasar atau kotor. Kekerasan verbal adalah bentuk penindasan yang paling umum digunakan, baik oleh anak perempuan maupun anak laki-laki. Kekerasan verbal mudah dilakukan dan dapat dibisikan di hadapan orang dewasa serta teman sebaya, tanpa terdeteksi . 
Berdasarkan hasil observasi, ternayata penggunaan berbahasa masyrakat dan mahasiswa masih sering menggunakan kata – kata tabu, yang didalamnya saat mendapat kata – kata tabu adalah rasa sedih, marah, dan dendam.
Berdasarkan hasil penelitian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan Kata Tabu”. Tujuan umum dalam penelitian ini adalah menganalisis penggunaan berbahasa masyrakat dan mahasiswa dalam penggunaan kata – kata tabu.
KAJIAN TEORITIS
A.    KATA TABU DAN LARANGAN
Larangan menurut Kridalaksana (2008: 140) adalah ”makna ujaran yang bersifat melarang; diungkapkan dengan pelbagai bentuk, antara lain dengan bentuk imperatif negatif jangan atau dengan frase ingkar tidak dibenarkan”. Larangan ini sangat erat kaitannya dengan aspek kehidupan manusia yang berlaku dalam masyarakat, seperti kebudayaan, keyakinan dan kepercayaan, adat istiadat, norma/hukum, yang didapatkan secara tradisi turun-temurun dari nenek moyangnya. Di samping itu, larangan juga diartikan sebagai (1) perintah (aturan) yang melarang suatu perbuatan; (2) sesuatu yang terlarang karena dipandang. Kata tabuh atau pantang adalah kata yang jarang atau tidak lumrah untuk diucapkan, cenderung kata tersebut dibuat oleh individu atau kelompok tertentu. Kata tabuh dibuat atau digunakan cenderung untuk menghina atau menjelek-jelekkan seseorang. Kata ini bermakna menjatuhkan seseorang dengan menyamakan seseorang dengan benda-benda atau hal lain yang menggambarkan atau mengidentifikasikan keburukan.     
Kata tabuh yang merupakan suatu pelanggaran sosial yang kuat terhadap kata, benda, tindakan, atau orang yang dianggap tidak diinginkan oleh suatu kelompok, budaya, atau masyarakat. Beberapa tindakan atau kebiasaan yang bersifat tabuh bahkan dapat dilarang secara hukum dan pelanggaran dapat menyebabkan pemberian sanksi keras. Tabuh juga membuat malu, aib, dan pelakuan kasar dari masyarakat sekitar.
Tabu merupakan sesuatu yang terlarang untuk dibicarakan secara terbuka. Tabu terbagi dalam dua tipe yakni tabu non-
verbal dan tabu verbal. Tabu non-verbal berkaitan dengan pola tingkah laku yang terlarang dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat disebabkan oleh adanya larangan dalam tatanan nilai-nilai sosial. Tabu non-verbal ini berkaitan erat dengan adat dan norma-norma yang ada dalam kehidupan masyarakat (Ningjue, 2010: 5). Sedangkan tabu secara verbal merupakan larangan secara sebagian atau keseluruhan terhadap penggunaan kata-kata, ekspresi, dan topik tertentu dalam interaksi sosial (Oxford English Dictionary). Dalam penelitian ini yang menjadi sorotan utama yakni tabu secara verbal. Tabu yang berkaitan dengan penggunaan kata-kata atau frase yang memiliki unsur tabu bahasa.  
.                      B. KATA MAKIAN
Makian merupakan salah satu bentuk pemakaian bahasa yang digunakan masyarakat untuk mengungkapkan kemarahan. Ungkapan makian adalah ungkapan untuk mengekspresikan pikiran, perasaan dan emosi dalam bentuk kata-kata kasar atau kotor. Kemudian, bentuk-bentuk makian dalam kategori sintaksis atau kelas kata dapat dibedakan menjadi empat, yakni verba atau kata kerja, nomina atau kata benda, adjektiva atau kata sifat dan adverbial atau kata keterangan.Wijana (2006:125) mengungkapkan bahwa bentuk-bentuk makian merupakan sarana kebahasaan yang dibutuhkan oleh para penutur untuk mengekspresikan ketidaksenangan dan mereaksi berbagai fenomena yang menimbulkan perasaan seperti itu.
Dalam setiap bahasa ada kata-kata makian, yaitu kata-kata yang digunakan orang kalau marah atau kalau mau menghina orang lain.
.                               C. KATA VERBAL
Kekerasan berarti penganiayaan, penyiksaan, atau perlakuan salah. Menurut WHO (dalam Bagong. S, dkk, 2000), kekerasan adalah penggunaan kekuatan fisik dan kekuasaan, ancaman atau tindakan terhadap diri sendiri, perorangan atau sekelompok orang atau masyarakat yang mengakibatkan atau kemungkinan besar mengakibatkan memar/trauma, kematian, kerugian psikologis, kelainan perkembangan atau perampasan hak.
Kekerasan verbal adalah bentuk penindasan yang paling umum digunakan, baik oleh anak perempuan maupun anak laki-laki. Kekerasan verbal mudah dilakukan dan dapat dibisikan di hadapan orang dewasa serta teman sebaya, tanpa terdeteksi . Penindasan verbal dapat diteriakkan di teman bermain bercampur hungga binar yang terdengar oleh pengawas, diabaikan karena hanya di anggap sebagai dialog yang bodoh dan tidak simpatik diantara teman sebaya. Penindasan verbal dapat berupa julukan nama, celan, fitnahan, kritik kejam, penghinaan, dan pernyataanpernyataan bernuansa ajakan seksual.
METODE
Dalam melakukan penelitian, tentunya diperlukan sebuah metode yang hendak digunakan. Menurut Mardalis (2005 : 25) bahwa ‗‘Metode diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang digunakan dalam proses penelitian‘‘. Hal yang sama dikatakan oleh Surachmad (2005: 131 ) bahwa metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, dalam upaya memecahkaan suatu masalah penelitian yang tepat dalam suatu penelitian bertujuan untuk mengenali berbagai cara pemecahan masalah yang kurang objektif, yang pengaruhnya kurang menguntungkan. Dikemukakan oleh Nawawi ( 2012: 65) penggunaan metode yang tepat dalam penelitian adalah sebagai berikut : (a) Menghindari cara pemecahan masalah dan cara berpikir yang spekulatif dalam mencari kebenaran ilmu, terutama dalam bidang ilmu sosial yang variabelnya sangat dipengaruhi oleh sikap subjektivitas manusia yang mengungkapkannya; (b) Menghindari cara pemecahan masalah atau cara bekerja yang bersifat trial and error sebagai cara yang tidak meguntungkan bagi perkembangan ilmu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan modern; (c) Meningkatkan sifat objektivitas dalam menggali kebenaran pengetahuan, yang tidak saja penting artinya secara teoretis tetapi juga sangat besar pengaruhnya terhadap kegunaan praktis di dalam kehidupan manusia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Menurut Nawawi (2012: 67), ‗‘Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan mengambarkan/melukiskan keadaan subjek/objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Penelitian ini Penelitian ini menggunakan metode analisis dengan mendengarkan individu saat berbicara atau berbincang-bincang dalam kehidupan sehari-hari dan mengambil contoh dari media social.. Peneliti mengamati kata-kata yang berhubungan dengan  kata makian, kata tabuh, dan kekerasan verbal lalu mencatat dan  menyatukan dalam suatu tabel. Subjek penelitian ini adalah Subjek dalam penelitian ini adalah  masyarakat dan mahasiswa yang menggunakan bahasa makian, kata tabuh, dan kekerasan verbal. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah (a) panduan angket, dan (b) dokumentasi.
 
HASIL PENELITIAN
Perasaan ketika mendapatkan perlakuan kekerasan kata-kata (verbal abuse),makian dan kata kata tabu adalah rasa sedih, dendam, sakit hati, marah dan ingin melawan pada orang yang melakukannya. Berbagai macam respon remaja ketika mendapatkan kekerasan katakata (verbal abuse), makian dan kata kata tabu adalah tidak menghiraukan orang yang melakukan kekerasan kata-kata, pengen bantah pada orang yang melakukan kekerasan kata-kata (verbal abuse). Hal ini dikarenakan adanya perasaan ingin melawan.  Dampak dari kekerasan kata-kata (verbal abuse), makian dan kata kata tabu dalam kehidupan sehari-hari pada remaja adalah dampak psikis dan dampak positif. Dampak psikisnya adalah perasaan kecewa, sakit hati, dendam, tidak bisa mikir, tidak percaya diri.dampak positifnya adalah ketika mendapatkan kekerasan kata-kata (verbal abuse) remaja seolah-olah akan menjadi penurut kepada orang tua.Pengalaman remaja ketika mendapatkan kekerasan kata-kata (verbal abuse) adalah seperti memanggil nama dengan nama hewan, mengatai bodoh, mencaci maki, marah-marah, menggunakan ucapan yang kasar.
Beberapa kata makian,kata tabu dan kekerasan verbal yang digunakan di kehidupan sehari-hari

No
Bahasa yang digunakan
Sumber
1.
Babi
Status facebook
2.
Muncung
Percakapan
3.
Pukimak
Percakapan
4.
Oon
Percakapan
5.
Lappet
Facebook
6.
Pukimak
Percakapan supir angkot
7.
Tolol
Percakapan seorang anak dengan temannya
8.
Funk
Status facebook
9.
Bego
Percakapan
10.
Kontol
Status facebook.
11.
Lonte
Status facebook
12.
Pungo
Percakapan
13.
Brengsek
Status facebook
14.
Sarap
Percakapan
15.
Goblok
Percakapan
16.
Monyet
Percakapan
17.
Bagudung
Status facebook
18.
Bangsat
Percakapan
19.
Asu
Status facebook
20.
Bangke
Status facebook
21.
Setan
Percakapan
22.
Idiot
Percakapan
23.
Anjing
Status facebook
24.
Otakmu
Percakapan

No
Bahasa yang digunakan
Sumber
1.
Babi
Status facebook
2.
Muncung
Percakapan
3.
Pukimak
Percakapan
4.
Oon
Percakapan
5.
Lappet
Facebook
6.
Pukimak
Percakapan supir angkot
7.
Tolol
Percakapan seorang anak dengan temannya
8.
Funk
Status facebook
9.
Bego
Percakapan
10.
Kontol
Status facebook.
11.
Lonte
Status facebook
12.
Pungo
Percakapan
13.
Brengsek
Status facebook
14.
Sarap
Percakapan
15.
Goblok
Percakapan
16.
Monyet
Percakapan
17.
Bagudung
Status facebook
18.
Bangsat
Percakapan
19.
Asu
Status facebook
20.
Bangke
Status facebook
21.
Setan
Percakapan
22.
Idiot
Percakapan
23.
Anjing
Status facebook
24.
Otakmu
Percakapan








































































SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian secara umum tentang Penggunaan Kata Tabu. Dapat dikatakan bahwa Kata tabuh, kata makian dan kekersan verbal adalah kata yang jarang atau tidak lumrah untuk diucapkan, cenderung kata tersebut dibuat oleh individu atau kelompok tertentu untuk menghina atau menjelek - jelekkan seseorang. Pelecehan verbal sama berbahayanya seperti kekerasan fisik.  
Saran peneliti terhadap masyarakat maupun mahasiwa, yaitu Sebagai makhluk hidup yang paling tinggi derajatnya kita harus menggunakan bahasa yang sopan dan memikirkan terlebih dahulu kata-kata yang kita ucapkan agar orang lain tidak sakit hati dengan perkataan kita.
DAFTAR PUSTAKA